Karena seseorang meminta untuk mendengarkan rekaman yang entah beredar darimana, aku memasang earphone dan mendengarkannya secara sembunyi-sembunyi, lalu berseru "omo omo". Kemudian ketika aku mencoba mengklik konten video gosip terkait, melihat judulnya yang mengatakan 'keputusan ekstrim' aku bertanya "Apakah kamu sudah melihat beritanya?" sembari menunjukkan raut wajah penuh kesedihan. Mendengar suamiku berkata "Sepertinya mereka sengaja menggunakan berita kehidupan pribadi yang provokatif agar hasil investigasinya terlihat tidak gagal", aku pun merespon "Iya benar. Menurutku mereka keterlaluan". Meskipun bergitu, setelahnya pun aku tetap mencoba mengikut berita terbaru apa pun yang muncul dan tetap dengan reaksi yang sama "Mereka benar-benar mempermalukan seseorang. Ini keterlaluan". Aku mengingat dengan jelas mengatakannya sendiri hingga aku merasa tak mampu untuk menuliskan postingan duka. Alih-alih seseorang yang meninggalkan komentar jahat atau orang yang mencari perhatian dengan menulis berita itu, aku adalah salah satu pihak yang paling pengecut di antara keduanya. Aku bahkan tidak punya hak untuk memposting bahkan foto hitam sekalipun, foto apa apa saja. Bagaimana pun juga, ingin menjadi orang yang lebih baik.
Bagi keluarga yang ditinggalkan, mereka pasti tidak akan merasa berterima kasih melihat bagaimana dia menyebutkan "rekaman" dan memberikan postingan bela sungkawa semacam itu.
Terlebih, seseorang baru saja meninggal dunia,
tapi dia malah bilang "Bagaimana pun juga, ingin menjadi orang yang lebih baik"
Apakah ini kata yang pantas ditulis dalam postingan bela sungkawa?
[+761, -69]
1. [+461, -5]
Sepertinya dia tergila-gila dengan merefleksikan diri. "diam-diam mendengarkan dengan earphone, tapi aku adalah seorang intelektual yang tahu bagaimana merenungkan diri sendiri."
2. [+408, -10]
Inti postingan: Jadi Kim Eana kan cerita dia sama suaminya sempat mendengarkan gosip tentang Kim Sunngyun diam-diam. Netizen mengkritik postingan Kim Eana karena dia tidak seharusnya memposting postingan bela sungkawa secara bersamaan dengan kalimat yang mempertontonkan bahwa dia merefleksikan diri atas tindakannya (yang sempat bergosip tadi). Meskipun niatnya mau memperlihatkan kl dia ini ingin merefleksikan diri, tapi dinilai kurang sopan apa lagi kalau sampai dilihat pihak keluarga. Jadi kesannya kayak caper.
3. [+336, -3]
Tolong tulis itu di buku diarymu sendiri!
4. [+311, -4]
Bukan kah itu sedikit membuat merinding? Jika itu adalah ayahku, postingan itu sangat membuatkan merinding. Tipe orang yang tenggelam dalam pemikiran diri sendiri dan tidak memikirkan orang lain. Kenapa juga dia harus menyebutkan kembali masalah rekaman kepada publik sembari mengatakan kalau dia telah merefleksikan diri. Sungguh gila.
5. [+231, -3]
Sungguh kenapa dia harus memposting pengalaman pribadinya ke SNS. Apakah dia ingin mendapatkan simpati? Aku tidak paham. Apakah orang itu berpikir bahwa orang yang lebih baik adalah orang yang baik untuk dilihat?
0 Comments
Posting Komentar