Aku tahu senjata mematikan apa yang digunakan di kasus (pembunuhan) Anak-Anak Kodok 

note: nama acara/program ke depannya akan disebut UQ untuk mempersingkat penyebutan 

Pertama, (program) UnansweredQ (그것이 알고 싶다) episode 801 tayang pada tanggal 14 Mei 2011. Itu artinya aku telah memiliki argumen ini selama 11 tahun. Tentu saja aku sudah membicarakan ini di kolom komentar Pann atau YouTube, tetapi tidak ada yang tertarik. Nggak, bahkan mereka malah meledekku. Mereka juga melemparkan komentar sarkastik. Sungguh seperti orang-orang jahat. Meskipun nantinya (mungkin) aku akan berhenti menggunakan Pann, aku tetap akan memposting ini. Apabila pelakunya tertangkap dan argumenku benar, postingan ini akan jadi tempat bersejarah kan. Selain itu, ini akan membuktikan bahwa aku jenius. 

Kalian mempercayai gosip pasaran seperti ada ada orang yang memiliki penyakit, sehingga dia mengambil organ (anak-anak) untuk dijadikan obat, guru sekolah yang melakukannya, tentara yang membunuh mereka untuk menutupi insiden salah tembak, atau bahkan ada orang gila yang tinggal di gunung. Tetapi, bahkan kalian tidak mempercayai argumenku seujung kukupun. 

Sejujurnya, aku berpikir untuk membuat video, tapi karena aku sangat buruk dengan hal itu, jadi aku tidak bisa membuatnya sampai level itu. Sangat aneh. Jika seseorang menyampaikan argumen, sebelum kalian menyebutnya omong kosong, setidaknya kalian bisa mendengarkan itu sekali saja. Itu bukan lah hal yang memerlukan uang atau waktu. Itu adalah hal yang bisa kalian lakukan sendiri. 

Kedua, poin yang paling membuat ku gila hingga saat ini. Ada berapa banyak pengrajin kayu di Korea sebenernya? Di antara banyaknya tukang kayu itu, kamu bilang tidak ada satu pun yang memperhatikan foto tengkorak itu? Aku bahkan tidak memiliki hubungan sama sekali di bidang itu, tapi aku memperhatikannya. 

Ketiga, apakah kalian pernah tinggal di daerah gunung? Meskipun itu adalah orang yang besar di pedalaman, jika mereka tinggal di perkotaan mereka tidak akan tahu ini. Terlebih, saat itu kan belum ada smart phone, komputer, game room, atau internet. Era di mana tidak ada hal yang namanya handphone. Tentang insiden yang terjadi di era yang tidak bisa dibayangkan ini, yang anak-anak tolol jaman sekarang katakan adalah, "Klaim hipotermia yang diberikan polisi tidak masuk akal. Hal ini karena jika anak-anak itu tersesat, satu di antara kelimanya pasti ada yang memegang hanphone. Jadi, mereka pasti akan meminta pertolongan." Sungguh, anak-anak ini tidak ada harapan (ra kalap). Mereka pikir teknologi digital yang ada sekarang sudah ada sejak dulu. Anak-anak SMP SMA jaman sekarang nggak ada harapan. Mereka nggak bisa diapa-apain. 

Oke, mari kita masuk ke masalah utamanya. Para pria yang tumbuh di daerah pegunungan akan tahu. Mereka bukan pergi untuk mencari salamander, tapi mereka pergi untuk mencari banyak kecebong. Mereka akan memeliharanya hingga jadi kodok. Aku tidak tahu apakah salamander dulu banyak di daerah Daegu, itu bukan lah binatang yang banyak bisa ditemukan. Pokoknya, amfibi semacam ini banyak ada di daerah yang lembab dan jarang sinar matahari. Di gunung, biasanya hanya hidup di balik salah satu sisi. Jika mereka hidup di sebelah selatan, maka tidak akan ada di sebelah utara. Jika mereka hidup di utara, maka mereka tidak akan ada di selatan. Memang begitu. Jika mereka hidup di bagian gunung depan rumah mereka, maka kita tidak perlu pergi jauh. Tetapi, jika di bagian gunung depan rumah tidak ada, artinya kita harus melewati gunung dan pergi ke sebaliknya. 

Jika begini, masalah seperti apa yang akan muncul? 100% tidak akan pilihan lain untuk bertemu dengan anak-anak yang ada di daerah tersebut. Mereka akan bertengkar seperti, "Kenapa kalian datang ke lingkungan kita?". Meskipun itu kekanak-kanakan, tapi pada masa itu memang begitu. Terlebih jika bertemu dengan bully di daerah tersebut, maka tidak ada harapan. Karena kita ngomongin bully, pokoknya saat itu sangat umum. Di lingkungan manapun, pasti selalu ada kelompok bully yang mengontrol daerah tersebut. Orang-orang yang memalak uang juga semua berasal dari situ.


[Kami Mencari Informasi Terkait Anak-Anak Kodok] 

Bekas luka di bagian tengkorak. 

Ciri:
- berukuran 1.4-2.0mm dengan bentuk (lubang) seperti persegi panjang dengan bentuk bibir seperti huruf ㄷ
- Di atas lubang terdapat 15 bekas luka 

Ringkasan kasus:
5 anak SD Seongseo pergi mencari salamander di Gunung Waryeong. Setelah menghilang, pada tanggal 26 September 2002 sekitar pukul 11.30, sisa-sisa tubuhnya ditemukan di tepi Gunung Waryeong. 

Issue cooperation:
- Pada tahun 1991, di Gunung Waryeong (sekarang Sekitsr Pavilion Octagon) -
▶️ Orang pengguna benda tajam yang apabila dilempar atau dipukulkan akan menimbulkan bekas berbentuk (lubang) persegi panjang dan bentuk mulut lubang huruf ㄷ seperti foto di atas.
▶️ Pengguna senapan angin atau proyektile(senjata api) 

Apabila ada pihak yang pernah melihat atau mengerti tentang masalah yang dijelaskan di atas, kami harap kalian bisa melapor melalui CP di bawah ini. 

☎ tanpa kode negara 112, Markas Besar Investigasi Seongseo 582-3931, Kantor Polisi Dalseo Departemen Kriminal 635-0118 

Imbalan: maksimal 10 juta won
Kami akan memberikan kompensasi kepada pihak yang dapat memberikan pentunjuk tegas mengenai kasus ini serta melindungi rahasia dan identitas pihak tersebut. 

Kepala Investigator Kasus Siswa SD Seongseo

Saat aku melihat scene ini di UQ, aku langsung otomatis bilang "Oh? itu kan (bekas) Jangka Sorong". Tentu saja, di UQ, mereka telah mencari senjata dan mengetahuinya. Tapi mereka terus bilang bahwa itu adalah palu las atau sejenis palu. Orang-orang macam apa mereka ini? Apakah mereka tidak pernah menggunakan palu seumur hidupnya? Luka lembut di siswa-siswa SD itu adalah palu? Seberapa kecil jenis palunya pun, apakah itu akan meninggalkan luka halus? Sungguh, bahkan tidak hanya satu tapi ada banyak seperti itu. Tentu saja bukan palu. Apakah mereka bodoh? 

Apabila lukanya hanya ada satu, aku tidak akan menulis ini. Aku hanya mencoba membayangkan simulasi situasi pada saat itu dengan pengalamanku saat anak-anak dan penglihatanku yang tajam.
 
Maksudku, dengan ukuran yang sama, itu adalah (senjata) yang tidak bisa dengan langsung melubangi tengkorak, tetapi senjata yang harus dipukulkan di satu tempat berkali-kali agar bisa memberikan damage. (Senjata) yang tidak peduli dipukul dengan tenaga sekuat apa pun, hanya memberikan itu sebagai damage maksimal. Tidak ada orang di dunia ini menggunakan palu dengan tenaga terkontrol dan tepat yang bisa hanya meninggalkan beberapa bekas mirip satu sama lain tanpa membuat tengkoraknya berlubang. Maksudku, itu adalah alat yang tanpa perlu seperti itu, seberapa kuat memukulkannya, hanya bisa membuat bekas seperti itu. Terlihat seperti palu tapi tidak sekuat palu. Itu adalah Jangka Sorong. 

Kalian tahu kenapa aku tidak memposting foto Jangka Sorong? Supaya kalian searching sendiri. Sampai kapan kalian harus disuapi? Lagi pula, gara-gara orang yang tidak percaya denganku, aku juga males mempostingnya. Menyebalkan.
 
Di jangka sorong, ada sisi yang digunakan untuk mengukur panjang bagian dalam suatu benda. Ada sisi yang sedikit bulat digunakan untuk mengukur panjang bagian luar. Sekilas, itu terlihat seperti dipukul menggunakan sisi yang bersudut, tetapi sebenarnya itu adalah sisi yang membulat. Jika kalian mencoba memukul kardus/kotak snack dengan bagian yang membulat, kalian akan tahu. Kalau ini benar. 

Alasan mengapa aku langsung bisa mengetahuinya saat menonton UQ bukan karena ini adalah alat yang sering digunakan pengrajin kayu, tapi aku kadang menggunakannya untuk mengukur ketebalan kayu. Dengan begitu, kadang aku mencoba memukulkannya untuk memeriksa apakah kayunya kuat atau tidak. Aku punya pengalaman seperti itu jadi segera setelah melihatnya aku langsung tahu. Tetapi, yang aneh adalah dari sekian banyak pengrajin kayu di Korea, mereka tidak mengetahui ini. 

Namun, tentang hal ini, orang-orang dan media mengatakan bahwa hanya pelaku terdekat yang bisa mengalahkan dan mengontrol anak-anak itu, jadi mereka menuduh guru sekolahnya. Orang-orang bodoh. Kalian tidak punya pengalaman dan terhanyut dalam menulis cerita.
 
Pembunuh berani yang di era itu bisa membunuh 5 anak secara kejam. Di era itu di mana tidak ada handphone, di gunung sekitar pemukiman yang tingginya tidak lebih dari 300mdpal. Menurutku setelah aku tumbuh dewasa, kemungkinan(?) bagi seseorang untuk untuk menunggu menyerang anak-anak di bukit (bahkan terlalu memalukan dibilang gunung) adalah nol. Tidak ada hal seperti itu. Hal yang tidak mungkin terjadi. Hal yang tidak masuk akal. Setidaknya harus ada beberapa kasus pembunuhan di pegunungan Daegu lain. Itu hal yang tidak masuk akal. 

Lalu, siapa yang akan naik ke gunung itu dengan membawa Jangka Sorong?
 
Coba tebak. Ya, kalian tidak akan bisa menebak. Karena tidak berpengalaman.
 
Itu adalah siswa SMA di daerah situ. Tentu saja, tidak ada yang tahu apakah ada anak SMPnya juga. Aku mengatakannya lagi, tapi itu adalah era di mana kalian tidak bisa membayangkan hal seperti game room, komputer, handphone, atau bahkan pager. Lalu, apa yang dilakukan anak-anak untuk bermain? Hari itu adalah hari libur karena ada pemilu kan?
 
Era itu, meskipun saat ini juga, selalu ada anak-anak SMA bermasalah. Saat ini, mereka adalah anak-anak yang disebut "iljin". Saat itu, apa yang dilakukan anak-anak seperti mereka untuk bermain? ppodaegi. 

Apa itu ppodaegi? ngelem. Sekarang maggeolli dijual dengan wadah botol pet, tapi saat itu, maggeolli dijual dengan botol ringan/kenyal/empuk. Dengan botol itu, mereka akan ngelem. Di gunung. Karena tidak ada tempat yang cocok. Lalu, kenapa hari itu para siswa SMA melakukannya? Kan aku sudah bilang. Mereka adalah anak-anak bermasalah. Mereka ini iljin. Apakah kalian pikir mereka akan pulang? Besok adalah hari libur, jadi mereka berkumpul di rumah salah satu anak, dan setelah mereka bangun dari tidur, mereka pergi ke gunung di mana tragedi berlangsung untuk ngelem. Karena mereka tidak pulang, jadi ada jangka sorong di tas mereka. 

Kenapa anak SMA menyimpan itu ditas? Apa kalian tidak pernah SMA? Ada setidaknya 2 benda yang dipamerkan siswa segera setelah mereka masuk SMA. Penggaris T dan Jangka Sorong. Anak-anak dari STM atau SMK pada awal ajaran banyak membawa itu. Apa mungkin anak-anak dari SMA akan ngelem? Aku tidak bermaksud merendahkan anak SMK. Tetapi, seperti apa yang kalian tahu, jika kita membicarakan yang paling hebat secara nasional kebanyakan adalah anak SMK. Sejujurnya tidak ada siswa SMA yang akan membuat masalah sebesar itu. Menurut pengalamanku, anak-anak yang pergi ke SLTA belajar merokok semenjak SLTA. Aku tidak merokok. 

Lalu, saat kelompok itu sedang ngelem di gunung, mereka bertemu dengan anak-anak yang naik. Seperti kebiasaan, jika mereka marah, mereka akan memalak. Dalam keadaan berhalusinasi. Tentu saja, tidak semua orang dari mereka dalam keadaan berhalusinasi(ngefly). Anak yang penuh rasa takut hanya akan menonton. Alasannya, nantinya ada yang menguburkan anak-anak itu. Itu adalah perilaku yang tidak mungkin dilakukan dalam keadaan berhalusinasi. Karena mereka dalam kondisi seperti orang diracuni dan terhuyung-huyung, jadi mereka tidak bisa menguburnya. Dengan kata lain, di antara anak-anak yang ada di gang itu, ada anak yang masih waras bercampur. 

Meskipun tidak tahu bagaimana cara mereka menangkap anak-anak melarikan diri yang kepalanya sudah terluka bebeberapa kali, tapi mereka memukulnya dengan kasar dan gila menggunakan jangka sorong besi itu. 

Anak-anak itu melihat bagaimana mereka ngelem, jadi jika mereka mengadu ke orang dewasa, orang dewasa akan mengirimkan komplain ke sekolah sekitar atau melapor polisi. Tentu saja, masalah paling serius adalah kedepannya, mereka tidak punya tempat untuk pergi lagi. Oh iya, orang-orang yang tidak tahu apa itu ngelem silahkan cari sendiri. Seberapa addictivenya itu. 

Anak yang kepalanya dipukul berkali-kali pasti darahnya mengalir dengan gila dan anak-anak lain melihat itu. Mereka dalam keadaan halusinasi jadi sekalian mengeroyok dan membunuh anak-anak itu. Kemudian, anak-anak yang masih culun cuma bisa menghentakkan kaki tanpa bisa menghentikan perbuatan para hyung itu. Lalu, siswa2 baru kelas 1 SMA itu hanya bisa memberikan penguburan terakhir kepada anak-anak itu.
 
Kemudian, tidak di hari kejadian, tapi hari berikutnya, mereka akan menjelaskan pada para hyung saat mereka tidak sadar dan meraung-raung "Apakah kamu ingat yang terjadi kemarin?" Selanjutnya, mereka akan berkumpul bersama berjanji dan bahkan mengancam agar tidak ada seorang pun yang membocorkannya. 

Seperti fiksi? nggak. Karena kalian tidak pernah merasakannya jadi kalian tidak tahu. Saat itu, anak-anak bermasalah kalau melakukan sesuatu benar-benar serius. Tidak bisa dibandingkan dengan anak muda sekarang. Anak-anak jaman sekarang menyembunyikan bahwa mereka ini anak di bawah umur, pergi ke bar dan minum. Setelahanya mereka akan diancam akan dilaporkan karena masih di bawah umur. Sedangkan, di masa itu, tanpa perlu begitu, mereka bisa membeli minuman dan rokok sebanyak apa pun. Tidak bisa dibandingkan dengan anak nakal jaman sekarang. Coba searching pengeroyokan membabibuta di taman bermain. (Lihat) bagaimana anak jaman itu berkelahi.


Lalu, kenapa mereka membawa jangka sorong ke gunung? Tentu saja ini adalah orang-orang tak berpengalaman yang tidak bisa membayangkannya. Karena tidak pernah hidup di daerah gunung. Ada korban selamat perempuan tragedi pembunuhan berantai di Hwaseong kan? Ada berapa besar kemungkinan pelaku kekerasan seksual dan pembunuhan berantai itu adalah orang yang sama? Saat produsernya bertanya ke professor Pyo Changwon, professor Pyo mengatakan ini, "Di era dan di tempat yang sama, besar kemungkinan ada dua orang psikopat sekaligus sangat kecil." 

Itu adalah hal yang sudah pasti. Psikopat bukan lah hal yang umum. Kemungkinan bagi beberapa orang super gila berada di tempat dan waktu yang sama sangat rendah. Hal yang sama juga, seberapa besar kemungkinan orang yang bahkan membawa jangka sorong ke gunung saat itu dan membunuh 5 anak tanpa tujuan? Terlebih seorang yang mampu mengalahkan 5 anak, tidak ada tandingannya. Sangat tidak mungkin. Kalian tahu kenapa begitu? jika bertemu dengan bully di gunung, jika ada 5 orang anak sedang bersama dan si pembully hanya satu orang, anak-anak itu akan kabur di waktu yang sama sembari berteriak. Jadi mereka semua bisa melarikan diri bersama. Tapi, jika pembullynya ada banyak, mereka tidak bisa kabur. Kalian tahu kenapa begitu? Pertama, kekuatan ketegangan. Jika orang mengeluarkan adrenalin dalam jumlah besar, mereka tidak bisa bergerak secara natural seperti biasa. Tubuh akan kaku. Terlebih itu makin parah pada anak-anak. Karena mereka punya rasa takut yang tinggi. Kedua, ini masalah terbesar, dalam kaitannya dengan sekelompok pembully, meskipun aku bisa melarikan diri dan hidup, anak-anak kecil tahu kalau mereka akan tertangkap. Jadi kan tidak bisa melarikan diri dan menyelamatkan nyawa sendiri. Oleh karena itu, mereka tidak bisa melakukan ini itu dan melarikan diri. Kalau mereka sendirian saja mereka mungkin bisa melarikan diri, tapi kalau bersama dengan adik-adiknya, tidak ada yang bisa memastikan adik-adiknya bisa lari sekencang mereka, jadi mereka tidak bisa melarikan diri.

Tetapi, kalian pasti ingin berargumen selain jangka sorong, bukti apa yang mengarah pada para siswa SMA bermasalah kan? Coba search SMA terdekat daerah Gunung Waryong dengan Naver Map. Aku nggak akan akan memberikan referensi sekolah manakah itu. Aku juga nggak mau kena tuntut. Tetapi, ada satu-satunya SMA yang (siswanya) memiliki Jangka Sorong. Sungguh. Sekolah itu terletak tepat menempel di bawah Gunung Waryong dan saat itu, bahkan ada lelucon yang mengatakan bahwa hanya sekolah itu yang siswanya sampai harus masuk gunung ketika berangkat. Karena sekolah tersebut pada dasarnya menempel di kaki gunung, jadi Gunung Waryong 100% berasal dari siswa sekolah itu. Jika kalian tanya, banyak yang tahu. 

Kenapa ini terlihat seperti kebetulan? 

Aku telah mencari seluruh data dari kasus pembunuhan anak-anak kodok ini. Saat itu, apakah anak-anak pembully di sekitar daerah situ pernah diinvestigasi secara ketat atau tidak? Ya, tidak. Seperti apa yang kalian tahu, bahkan hingga sekarang, para polisi yang melakukan investigasi pada saat itu mengatakan bahwa itu adalah akibat dari suhu dingin. Mereka adalah orang-orang bodoh yang mengatakan bahwa ini bukan kasus pembunuhan. Orang-orang seperti itu memang akan melakukan investigasi detail macam apa? Dengan memfokuskan pada anak-anak bermasalah di SMA itu saja pasti mereka bisa mendapatkan clue. 

Sekarang pun tidak akan terlambat. Meskipun kita tidak tahu apakah mereka bisa menutup mulut lebih rapat karena mereka sudah menjadi ahjussi dan punya anak istri, pasti ada orang yang hidupnya selama ini dihantui rasa bersalah. Aku bertaruh. Cari lah data registrasi sekolah saat itu atau temui guru-guru yang mengajari siswa saat itu untuk menanyakan siapa siswa-siswa bermasalah saat itu. Jika kalian menggali (informasi), kalian pasti akan 100% bisa menangkapnya. 

Tapi, tidak melakukannya. Tidak melakukannya adalah pilihan kedua. Selama 11 tahun aku telah membahas ini tapi tidak ada seorang pun yang telah memastikan dengan memukulkan Jangka Sorong ke paper box(kardus). Aku pikir aku akan gila. Apa ini. Apa-apaan ini sebenarnya. Masalah besar apa ini. Tidak ada Jangka Sorong di sudut rumahmu? Sejujurnya rumah seperti itu sangat aneh. Tentu saja, orang-orang yang tinggal di rumah tanpa palu dan pergi meminjam punya orang membuatku berpikir orang-orang di rumah seperti itu ngapain aja di sana. Peralatan umum seperti itu tidak ada katamu? Kenapa? Jangka sorong bukan lah hal yang mahal. Pria atau wanita, setidaknya punya jangka sorong satu untuk mengukur sesuatu. Anak-anak yang sekolah di universitas teknik atau jurusan arsitektur setidaknya pasti punya satu. Tidak perlu membicarakan rumah ahjussi pengrajin kayu atau orang-orang yang bekerja di bidang permesinan. 

Tetapi, kata mereka, mereka tidak memeriksa ini. Jangan menghujat, sarkas, meneterwakan, atau menghinaku. Sebelum menghina, cobalah pukulkan sekali ke kotak atau papan kayu. Masalah sebesar apakah ini hingga kalian tak mencobanya dan malah sarkastik. Meski begitu, akhir-akhir ini di berita jika meninggalkan komentar seperti ini orang akan bilang bahwa ini memiliki kredibilitas dan banyak mendapatkan likes.
 
Nggak tapi sungguh yang kuharapkan kalian jangan menghina, sarkas, atau berlagak. Gak tanya. Jangan membuat marah. Aku tidak masalah dengan orang yang bertanya mengapa aku posting di sini. Aku hanya ingin kalian mencobanya. Coba lah apakah perkataanku bisa dipercaya atau tidak, coba pikirkan sembari menghadap tembok 5 menit. 

Terakhir, meski aku mengulanginya, kemungkinan bahwa penjahat profesional yang menutup mulut dan pergi begitu saja serta psikopat di masa itu ada adalah nol. Itu adalah kelompok gang anak-anak bermasalah yang tinggal di daerah itu.

                                              sumber
1. [+1254, -23]
Postingannya sangat percaya diri hingga terlihat arogan, jadi awalnya aku pikir ini postingan yang ditulis oleh orang gila. Tetapi, ini sangat meyakinkan. Pengrajin kayu, teknik mesin, teknik industri, orang yang hidupnya tidak berhubungan dengan bidang-bidang itu seperti aku pun bisa memastikan bahwa itu bukan lah palu. Tetapi, jika opinimu kamu ingin opinimu menjadi argumen publik, mungkin kamu bisa posting di DC Inside dan apa yang kamu harapkan akan lebih cepat tersampaikan…

2. [+1097, -14]
Kenapa orang2 UQC, Polisi, dan media pura-pura tidak tahu dengan hipotesis bagus macam ini ya? Aku ingin tahu itu dulu

3. [+945, -20]
Aku juga pernah berpikir apakah pelakunya para pembully di daerah situ. Tetapi setelah aku melihat isi postingan ini, aku merasa ini lebih berpengaruh, jadi aku harap mereka menginvestigasi (ulang) berdasarkan isi postingan ini. OP kamu hebat

4. [+760, -13]
Wah daebak.. Ayahku adalah guru teknik, dan saat itu muncul di berita, beliau bilang "Itu bekas jangka sorong. Pelakunya mungkin siswa yang tinggal di sekitar situ." Tepat seperti itu. Tapi aku ingat bilang "Eh mana mungkin". Daebak merinding.....sungguh.

5. [+555, -10]
Ini sugguh bukan kah hanya ada satu di antara dua? (mungkin maksudnya sekolah yg dimaksud) Ini adalah fakta yang sangat kuat. Kamu adalah orang yang pandai melakukan penalaran